Populer

Pesan Singkat

Rabu, November 28, 2007
Tirtomoyo (Espos) - Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi dan Wakil Bupati dr Y Sumarmo, Selasa (27/11), meletakkan batu pertama pembangunan pabrik industri pengolahan mineral logam.
Pabrik yang berdiri di Dusun Sumbersari, Desa Sendangmulyo, Tirtomoyo itu dimiliki oleh PT Tirtomoyo Murni Abadi (TMA) yang merupakan anak perusahaan PT Dasa Sakti Grup. Di hadapan warga dan tamu undangan, Begug meminta pengelola pabrik mendahulukan tenaga kerja (Naker) dari Wonogiri. ”Jangan ambil tenaga kerja dari luar Wonogiri dan pendirian pabrik pengolahan mineral logam ini merupakan titik tolak kebangkitan masyarakat Wonogiri. Karena pabrik yang didirikan ini akan memproses galena, bahan pembuat seng atau logam lainnya,” jelas Bupati. Bupati juga meminta pengelola pabrik untuk melibatkan masyarakat sekitar karena masyarakat di Tirtomoyo masih ada yang miskin. ”Pabrik akan membawa dampak secara ekonomi, yakni dengan adanya warung-warung makan ataupun tempat kos bagi karyawan. Di samping itu, mohon kepada pengelola untuk memperhatikan kesehatan masyarakat sekitar. Jika muncul penyakit, jangan sampai dilarikan ke rumah sakit lain, biarkan ditangani di sekitar Tirtomoyo.” Sebelumnya, Bupati juga menyatakan akan adanya kawasan industri terbesar di Asia yang terletak di kawasan Alas Kethu, Wonogiri. ”Sebanyak 200 hektare kami bebaskan untuk mendirikan kawasan industri itu dan tahun 2008 sudah akan berdiri dengan menyerap tenaga kerja 15.000 orang.” Direktur PT TMA, Nurhadi, mengatakan investasi yang ditanamkan dalam pembuatan pabrik itu senilai Rp 25 miliar. ”Kami ada dua lokasi penambangan, di Kecamatan Karangtengah seluas 1.000 hektare dan di Kecamatan Tirtomoyo 4.000 hektare. Industri yang akan kami kembangkan adalah mengolah batu-batuan yang mengandung mineral logam menjadi logam seperti tembaga, timah dan seng.” Nurhadi mendukung usulan Bupati yang memprioritaskan rekrutmen Naker lokal Wonogiri. ”Cuma untuk pendirian awal, pasti tetap menggunakan Naker luar. Bahkan untuk ekspor, kami akan menggunakan lima tenaga asing. Setelah ada transformasi ilmu, tidak masalah. Logam nanti akan kami ekspor ke China dan kami berharap mampu memenuhi 20%-25% kebutuhan, karena setiap hari kami menargetkan mengolah 100 ton.” Dia menjelaskan lokasi pabrik berada di lahan milik Kades dan Sekdes Sendangmulyo. ”Kami kontrak lahan selama enam tahun dan akan kami perpanjang sesuai masa jabatan Kades. Luasnya, 3,6 hektare. Pembangunan pabrik akan memakan waktu delapan sampai sembilan bulan dengan Naker terserap 300 orang.” Kades Sendangmulyo Darto saat dikonfirmasi Espos membenarkan sewa kontrak lahan lungguh. ”Sewanya selama enam tahun dan sudah melalui persetujuan BPD. Lahan yang digunakan merupakan tanah lungguh Kades dan Sekdes. Sewa per hektare senilai Rp 5 juta.” - tus

0 komentar:

Posting Komentar