Populer

Pesan Singkat

Jumat, Agustus 07, 2009
Kami kembali berduka, satu lagi putra bangsa meninggalkan kami Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – wafat di Jakarta, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah. Selamat Jalan Si Burung Merak
Rabu, Agustus 05, 2009
Mbah Surip ketika duduk di bangku SDN Purwotengah II, Kota Mojokerto
Awal Kehidupan Mbah Surip Mbah Surip dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto Jawa Timur. Dilahirkan dengan nama Urip Ariyanto. Saat ini Mbah Surip berstatus duda dengan empat anak dan sekaligus juga sebagai kakek dengan empat cucu. Menurut pengakuannya Mbah Surip termasuk orang yang senang sekolah, Mbah Surip memiliki ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA. Selain sebagai penyanyi, Mbah Surip pernah merasakan pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah bekerja di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania dan California. Namun Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, ia bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang. Perjalanan di Dunia Musik Dalam perjalanan musiknya Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004). Namun ternyata lagu Tak Gendong diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip Filosofi dari lagu ini yaitu Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah. Mbah Surip tampil juga lewat video klip "Witing Trisno" karangan Tony Q Rastafara di MTV. Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yaitu selalu ditemani "Gitar Kopong" nya, menyanyi dengan sangat relax dan nyanyi "ngalor-ngidul" dengan gaya-nya yang khas, kocak, gila, dan bebas ekspresi. Karakter inilah yang membuat Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran "Manusia Indonesia Sejati" yang tidak pernah merasa susah, tidak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa, meskipun seringkali di ledek orang Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut.
Mbah Surip pernah sekolah di Sekolah Teknik Mojokerto Jurusan Mesin tahun 1978 Piagam Bimbingan Studi Unsuri Tahun 1979, tertera nama Urip Ahmad Riyanto, yang lahir pada 6 Juni 1957. Namun dalam piagam itu, tidak disebutkan jurusan maupun fakultas yang ditempuh Mbah Surip.Saat itu dia juga bekerja jualan tiket bioskop
saat manggung terakhir Mbah Surip diketahui meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIB, dalam perjalanan menuju RS Pusdikkes, Jakarta Timur. Diduga dia terkena serangan jantung
Semoga arwah beliau diterima di sisi ALLAH SWT. Amiin Selamat Jalan Mbah..kami akan selalu mengenang gelak tawa yang menjadi ciri khasmu,sebagai semangat untuk terus berusaha walaupun hidup dengan penuh kesederhanaan..