Populer

Pesan Singkat

Senin, Oktober 22, 2012
Jalan setapak yang hanya dibuat dari beton cor di dua sisi alias rabat menjadi jalur utama memasuki Desa Pucung di Kecamatan Eromoko. Desa ini terletak di ujung barat Kabupaten Wonogiri, berbatasan langsung dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pusat desa hanya berjarak tiga kilometer dari DIY. Sementara untuk mencapai desanya, warga Desa Pucung harus berkendara cukup jauh dari pusat Kecamatan Eromoko melintasi jalan naik turun dan pegunungan.

Tinggal di kawasan yang tinggi membuat 3.988 jiwa atau 931 keluarga warga desa ini tak punya banyak pilihan mencari nafkah. Sebanyak 242 keluarga bahkan tercatat sebagai rumah tangga miskin. Warga Desa Pucung menggantungkan hidup pada pertanian, terutama budidaya pertanian di lahan kering. Sedikitnya 1.013,9 hektare ladang dimanfaatkan warga untuk menyambung hidup.
Areal ladang jauh lebih luas dibandingkan persawahan yang hanya 87,4 hektare. Kendati demikian, penduduk desa setempat beruntung sebab lahan kering di desa ini cocok untuk budidaya kapas. Tak kurang 80 hektare lahan digunakan untuk budidaya kapas. Kapas menjadi salah satu solusi warga Desa Pucung bertahan di tengah musim kering berkepanjangan belakangan ini.
“Budidaya kapas sangat menguntungkan karena perawatannya mudah dan tidak butuh banyak air. Hama juga sedikit. Harganya pun sangat bagus sampai Rp4.050 per kilogram,” jelas Kepala Desa Pucung, Ashari, kepada Solopos.com, akhir pekan kemarin.
Sebelumnya, saat Solopos.com menyambangi desa tersebut belum lama ini, Ashari menjelaskan petani kapas Desa Pucung tak perlu risau saat memasarkan hasil produksi mereka. Pasalnya, sejak beberapa tahun silam, petani telah meneken kerja sama dengan PT Sukun Kudus yang sanggup menyerap berapa pun produksi kapas petani.
Selain kapas, masyarakat di desa yang berbatasan dengan Kelurahan Puloharjo di sisi timur, Desa Pasekan di sisi utara dan Desa Busuhan, Kecamatan Pracimantoro, ini juga memelihara ternak. “Hampir semua warga di sini memelihara ternak, sapi maupun kambing. Sebagian kecil ternak sendiri, tapi sebagai besar gaduhan,” terang perangkat Desa Pucung, Suwarlan.
Tak hanya kapas dan ternak, desa ini juga menyimpan potensi tambang, di antaranya mangan dan batu hijau. Sayangnya, saat ini penambangan hanya dilakukan secara tradisional. Ashari menduga masih banyak potensi tambang di Desa Pucung yang belum tergali.

0 komentar:

Posting Komentar